Sabtu, 25 Oktober 2014

Misteri Peninggalan Ayah part1

Merupakan salah satu cerpen asli karangan saya sendiri. Mengisahkan kehidupan Edo sebagai tokoh utama, dimana dia harus memecahkan beberapa misteri peninggalan ayahnya. Part ini adalah bagian pembuka dari jalan cerita sesungguhnya dari kisah panjang perjalan Edo. Oke lanjut.



Misteri Peninggalan Ayah
Sayup-sayup terdengar suara rintih tangisan saat senja datang. Sungguh suara yang menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Kini satu jiwa telah kembali ke dalam dekapan-Nya. Tidak dapat di pungkiri siapa pun yang hidup di dunia ini akan mengalami kematian. Mau balita, remaja, dewasa bahkan lansia tidak tahu pasti kapan ia akan mati. Memang benar adanya, perkara itu di luar batas kemampuan manusia. Namun berbeda dengan seorang Edo dengan indigo yang dimilikinya setelah ia membuka kotak rahasia peninggalan ayahnya.
***

Keringat dingin membasahi tubuh Edo saat ia terbangun di tengah tidurnya. Mimpi itu datang lagi ujarnya dalam hati. Ia melihat kearah jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 02.30 pagi. Kemudian segera saja ia menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan melaksanakan salat tahajud.
Sembari menunggu masuk waktu subuh. Ia buka sebuah buku berwarna hitam polos dengan sampulnya yang telah termakan usia dan judul putih  “Akhir Dunia”. Itu adalah buku harian milik ayahnya yang berisi segudang cerita perjalanan semasa ayahnya muda mengarungi nusantara. “tulislah apa pun yang ingin kamu tulis, karena itu akan menjadi catatan sejarah mu sendiri”.  Paling tidak itulah kata pembuka yang tertulis di halaman pembuka buku peninggalan ayahnya. Buku itu diberikan kepada Edo saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Meskipun telah ia baca berulang kali buku itu, ia sama sekali tidak merasa bosan.
Terlihat senyumnya mengembang tatkala membaca kisah-kisah dalam buku itu, merasa bangga memiliki seorang ayah yang demikian dikaguminya. Hingga sampai ke halaman kosong yang selalu ia temui di akhir-akhir cerita. Ia selalu merasa ganjil mengapa halaman-halaman itu di biarkan kosong. Dan mengapa terdapat seperti semacam peta di balik halaman kosong itu.
Sayup-sayup suara adzan subuh pun mulai terdengar, seakan-akan saling bersahut-sahutan dari segala penjuru, berusaha membangunkan jiwa-jiwa manusia. Edo pun meletakkan bukunya dan bersegera mengambil air wudu kembali untuk bergegas melaksanakan salat subuh di rumah. Minggu pagi adalah hari yang tepat untuk dirinya melakukan rutinitas olahraga. Semburat mentari pagi yang masih terlihat malu-malu menampakkan dirinya, orkestra ringan kicauan merdu sekelompok burung pipit, segarnya udara di pag hari menjadi pendamai hati bagi siapapun yang menikmatinya di hari itu.
Kali ini Edo memutuskan untuk jogging di sekitar waduk buatan yang terletak tidak jauh dari perumahan tempat ia tinggal. Di sana biasanya juga ramai di kunjungi orang-orang yang berusaha melepas penat atau sekedar mengisi waktu dengan keluarga setelah satu minggu disibukkan oleh aktivitas harian. Karena tempatnya yang memang menenangkan, indah, dan asri menjadikan tujuan wisata gratisan bagi pengunjungnya.
***
Di sebuah pohon besar yang dahannya menjulur ke arah waduk itulah, Edo seusai jogging dan melakukan beberapa gerakan stretching, memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di pinggir waduk sebelum pulang. Sembari meminum air mineral yang ia bawa dan sesekali mengelap keringat yang mengucur di sekitar wajahnya. Selama beberapa saat ia pejamkan mata dan membentangkan tubuhnya di rerumputan yang tumbuh di sekitar pohon. Saat ia membuka mata, ia terkaget bukan main tanpa ia sadari ternyata di salah satu dahan pohon di atasnya, seorang  perempuan sedang bertengger di sana sambil tersenyum kecil ke arahnya.
Perempuan berparas manis itu tidak lebih tinggi dari tubuh Edo, model rambutnya  dicepol, lengkap dengan headphone  yang menggantung di lehernya ia mulai menuruni pohon yang sedari tadi sebagai tempat bernaungnya.
“Maaf-maaf aku mengagetkan mu, ya?” sambil turun dari pohon perempuan itu mulai berucap.
“Tidak juga,” jawab Edo sekenanya, meskipun masih tampak keheranan di raut wajahnya. “Kamu siapa?” lanjut Edo berusaha akrab.
“Oya perkenalkan namaku Megie, penunggu di sini”. Jawab perempuan itu sembari terkekeh. “tidak, tidak aku hanya bercanda,” kemudian lanjutnya.
“Aku Edo, jika kamu ingin tahu,” ujar Edo berusaha memperkenalkan diri.
“Salam kenal,” jawab Megie dengan ramah dengan senyum manisnya.
Obrolan pun terus berlanjut antara mereka. Hingga Edo melihat sebuah kalung milik Megie dengan kunci kecil yang menggantung di sana. Edo merasa pernah melihatnya, tapi ia sendiri kebingungan mengingatnya. Terik matahari dirasa sudah semakin tinggi, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan  menuju gerbang waduk, hingga mereka berpisah karena arah rumah mereka berbeda. Bodohnya Edo saat itu, ia sama sekali tidak meminta nomor telepon Megie. Meskipun ia ketahui bahwa Megie tinggal di daerah perumahan Cemara.
***
Hari-hari pun terus berlalu. Edo sendiri disibukkan dengan kegiatan sekolahnya baik mata pelajaran, organisasi, maupun kegiatan ekstrakurikuler di salah satu SMA ternama di Jakarta. Belum lagi soal0 jam pelajaran tambahan untuk persiapan Ujian Nasional. Itu semua membuat Edo tertekan, kalau sudah begini ia tidak sepenuh hati menjalaninya. Ia duduk tertunduk lesu dan terlihat dikatupkan kedua tangganya di salah satu sudut kelas. Teman-temannya telah berusaha mengajaknya untuk ke kantin hanya saja ia jawab dengan lambaian malas, pertanda ia hanya ingin berada di kelas kali ini. Suasana kelas memang selalu ramai saat jam istirahat, terlihat sal0ah satu siswa menggambar tidak jelas di papan tulis, ada yang sibuk mengobrol, ada pula yang sibuk menyalin tugas untuk pelajaran usai istirahat nanti.
Sekembalinya teman-temannya dari kantin. Edo dikagetkan oleh mereka, tanpa ia sadari ternyata ia tertidur untuk beberapa menit. Ia tersadar untuk mimpi singkatnya yang selalu saja aneh. Benar saja jam istirahat telah usai di lanjutkan dengan pelajaran sejarah yang dirasa membosankan. Setelah beberapa jam lamanya akhirnya bel tanda berakhirnya jam pelajaran tambahan pun berbunyi, saatnya untuk pulang, pintu-pintu kelas XII terbuka dan hamburan siswa/siswi mulai memadati koridor maupun halaman sekolah. Mereka semua dengan raut wajah lesu tidak jauh berbeda dengan Edo. Namun, tiba-tiba raut wajahnya berubah semringah tatkala ia melihat Megie yang dikenalnya di waduk beberapa hari lalu. Ia berusaha mendekati Megie di ramainya lalu lal0ang siswa/siswi lain.
“Hai! Megie Andristi kan?” tanya Edo tergagap-gapap sesampainya di depan Megie sambil membungkuk kelelahan setelah berlari beberapa puluh meter.
“Hai! Edo Pratama,” sambil tetap berjalan menuju gerbang sekolah
“Kamu sekolah di sini juga?”
“Tentu sajalah, aku kan satu angkatan denganmu, aku berada di kelas C” jawab Megie heran.
“Yang benar saja, selama hampir tiga tahun aku tidak pernah melihatmu barang sekali pun,”.
“Bukannya tidak pernah, melihat kamu hanya tidak memperhatikan,” jawab Megie. “Dan tentu saja kamu hanya akan menemukanku di Perpustakaan atau taman belakang sekolah, karena keduanya tempat favorit ku,” lanjut Megie berusaha menjawab kebingungan Edo.
Kali ini Edo tidak lupa meminta nomor teleponnya. Hari-hari pun kembali berjalan dan Edo menjadi semakin akrab dengan Megie.
***
Ia kembali membuka buku catatan usang peninggalan ayahnya, sampai ia di halaman yang membahas bahwa ayahnya juga meninggalkan sebuah kotak rahasia yang terkunci di suatu tempat. Dan ia juga mendapati tanda gambar kunci di setiap pojokan kanan atas kertas kosong dalam buku itu. Ia teringat pernah melihat tanda yang sama dengan kalung yang dikenakan oleh Megie. Ia merasa bahwa ini adalah teka-teki yang ditinggalkan oleh ayahnya, untuk dipecahkan Edo. Tapi ada hal yang membuat ia belum mengerti. Mengapa ini berhubungan dengan Megie. Kali ini ia berusaha menghubungi Megie untuk membuat janji pertemuan di sebuah kafe. Dan ternyata Megie menyetujui hal tersebut, pasalnya pesan singkat yang dikirimkan kepada Megie bertanda “emergency” di akhirannya.
***
Akhirnya mereka bertemu di kafe yang telah di tentukan. Edo memesan segelas cappuccino dan segelas coklat panas untuk Megie. Sembari mengeluarkan buku peninggalan ayahnya dari tas ia mulai berucap.
“Maaf mengganggu waktu mu Meg,” Kemudian ia letakkan buku itu di atas meja kafe.
“Tidak masalah jika ini benar-benar penting,” kata Megie menjawab. “Lalu sebenarnya ada apa?” lanjut Megie mengajukan pertanyaan.
“Ini berkenaan dengan kalung yang kamu kenakan, boleh aku melihatnya?” pinta Edo.
“Tentu saja, ini adalah kalung yang di berikan oleh ayahku saat berusia lima belas tahun dan kini ayahku sudah tiada,” jawab Megie teringat ayahnya sambil berusaha melepaskan kalung dari lehernya. “Ini,” lanjut Megie menyerahkannya pada Edo.
“Tepat seperti dugaan ku,” batin Edo dalam hati. “Megie, coba kamu perhatikan ini,” Edo mencoba memperlihatkan temuannya dengan menunjukkan tanda yang ada di dalam buku sama persis dengan kunci kalung milik Megie.
Kemudian Edo juga menceritakan bahwa buku itu didapatkan dari ayahnya saat ia berusia lima belas tahun, sama persis dengan cara Megie mendapatkan kalung kunci itu dan ia juga menceritakan bahwa ayahnya juga sudah tiada. Suatu kebetulan yang di sengaja ujar mereka berdua. Tentu saja lantas Megie menceritakan bahwa ayahnya pernah menyampaikan padanya, bahwa ia pernah memiliki sahabat saat ia waktu masih muda dalam menemani perjalanannya mengelilingi nusantara. Hingga akhirnya cerita berakhir dengan nasib nahas yang ditimpa oleh ayah mereka berdua yang meninggal karena sebuah kecelakan dan mayatnya tidak kunjung ditemukan keberadaaanya.
Edo teringat bahwa ada sisipan selembar foto dengan inisial P&A di pojok kanannya. Ayahnya berfoto bersama orang yang entah tidak ia kenali di dalam buku itu. Untuk kemudian ditunjukkannya pada Megie. Dan Megie spontan terkejut mendapati foto ayahnya ada di dalam buku itu. Megie juga pernah melihat foto ayah Edo di kumpulan album milik ayahnya.
Kemudian Edo mengutarakan, pada bagian yang terdapat tanda itulah ia sama sekali tidak mengerti mengapa dibiarkan kosong, tidak juga ia mengerti potongan-potongan peta di balik halaman kosong itu. Belum selesai Edo melanjutkan ceritanya, Megie sudah bertindak dengan memanggil pelayan kafe, untuk meminta sebuah lilin dan korek api.
“Ini dia jawabannya,” kata Megie merasa menang, setelah ia  mendapatkan pesanannya tiba.
“Maksudmu apa, aku sama sekali tidak mengerti,” jawab Edo keheranan dengan perilaku Megie”.
Megie teringat sebuah trik yang pernah ayahnya ajarkan dulu. Kemudian Megie mulai menyalakan lilin dan menyambar buku milik Edo dari tangannya.
“Hei, hei, hei. Mau kamu apakan buku itu, awas saja sampai terbakar,” cegah Edo berusaha menghentingkan perbuatan Megie.
“Sudah tenang saja kamu pasti akan tahu jawabannya sebentar lagi,” jawab Megie menenangkan Edo.
Sebuah tulisan mulai muncul di atas halaman kosong itu dengan Megie tetap memanaskan bagian bawahnya menggunakan lilin. Tentu saja ini ada penjelasan ilmiahnya Jus Lemon adalah senyawa organik yang dapat teroksidasi dan berubah warna menjadi coklat ketika dipanaskan. Edo baru tersadar mengapa sejak dulu ayahnya gemar menyimpan lemon di lemari pendingin.
Kini terkuak sudah misteri halaman buku kosong berkat bantuan Megie. Namun tetap saja hal itu masih menyisakan teka-teki dari isi halaman buku kosong yang makin membuat Edo tambah kebingungan dengan petunjuk-petunjuk abstrak di dalamnya.
***

Rabu, 15 Oktober 2014

PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS

Materi-materi ini diperoleh saat mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai pargraf atau alinea sebagai pengetahuan dasar untuk menulis. Mari langsung saja.

A. PENGERTIAN PARAGRAF

Satuan bahasa yang lebih besar dan lebih luas dari kalimat adalah paragraf atau alinea. Dalam definisinya, PARAGRAF adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan utama.
Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalam paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam rangkaian kalimat itu tidak satu pun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topik dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjelas.
Sebuah paragraf minimal tediri tiga kalimat dalam penulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraf berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topic dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.
(1) Sampah selamanya selalu memusingkan. (2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula solusinya dirancang. (3) Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. (4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. (5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah sampah berkaitan dengan pencemaran air dan banjir. (6) Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah. (Arifin, 2011: 116)
Keenam kalimat dalam paragraf di atas membicarakan soal sampah, sehingga topik dalam paragraf tersebut dalah “masalah sampah”. Kalimat-kalimatnya koherensi atau saling terkait logis sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami topik “masalah sampa” dalam paragraf itu dengan baik.

B. FUNGSI PARAGRAF
 Paragraf yang berupa himpunan kalimat saling terkait dalam mengemukakan mengemukakan gagasan utama berfungsi penting bagi penulis paragraf dan bagi pembaca paragraf dalam teks. Perhatikanlah fungsi-fungsi paragraf tersebut.

Fungsi Paragraph bagi Penulis
(1) Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.
(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah ide atau pokok pikiran secara tertulis.
(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.
(4) Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan dan termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.
(5) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

Fungsi Paragraf bagi Pembaca
(1) Dengan memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar dan formal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraf penulis.
(2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga memperoleh informasi penting dan kesanyang kondusif.
(3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraf per paragraf karena tidak membosankan atau tidak melelahkan.
(4) Pembaca dapat belajar bagaimana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf tulis.
(5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.

C. Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar
Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut.
(1) Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
(2)Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalamparagraf saling terkait dalam paragraf.

Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.
(a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalam setiap kalimat.
(b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awal kalimat dengan tepat dan benar.
(c) Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan utama dengan Kata-kata seperti: dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.

(3) Penggunaan metode pengembangan paragraf sebagai penjelas gagasan utama paragraf. Metode Yang digunakan dari metode proses sampai dengan metode definisi.

(4) Setiap paragraf harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik. Posisi Kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada
(a) Kalimat topik pada awal paragraf (deduktif),
(b) Kalimat topik pada akhir paragraf (induktif),
(c) Kalimat topik pada awal dan akhir paragraf (deduktif—induktif)
(d) Kalimat topik pada tengah paragraf (ineratif)
(e) Kalimat topik pada semua kalimat dalam paragraf (deskriptif).

Kalimat topik dalam paragraf ditulis dalam kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.

(5)Penulis paragraf tetap memerhatikan kaidah satuan bahasa yang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.

(6) Dalam penulisan karangan ilmiah, penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan. Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
(7) Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian karangan pendahuluan, isi, dan Bagian kesimpulan.
(8) Penulisan paragraf yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
(9) Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah Kosakata paragraf antara 30—100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalimat.
(10) Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

D. JENIS-JENIS PARAGRAF
Dalam karangan terdapat bermacam-macam jenis paragraf. Macam jenis paragraf tersebut jika diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.
(1) Jenis paragraf diperhatikan dari satuan karangan, di antaranya
(a) Paragraf pembuka yang terdapat pada awal karangan sebagai pengantar pokok pikiran penulis yang ditempatkan pada bagian pendahuluan.
(b) Paragraf isi adalah paragraf yang menguraikan pokok masalah dalam karangan, yaitu bagian isi atau uraian karangan.
(c) Paragraf penutup adalah paragraf yang menyimpulkan atau mengakhiri sebuah karangan, yaitu bagian penutup atau kesimpulan.
(2) Jenis paragraf diperhatikan dari sudut pandang sifat tujuan karangan, di antaranya
(a) Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan atau memaparkan pokok masalah.
(b) Paragraf argumentatif adalah paragraf yang mengemukan suatu pikiran dngan alasan logis.
(c) Paragraf deskriptif adalah jenis paragraph yang memberikan suatu suasana, area, dan benda.
 (d) Paragraf naratif adalah jenis paragraph yang menceritakan suatu masalah.
(e) Paragraf persuasif adalah jenis paragraph yang memengaruhi atau merajuk orang tentang sesuatu .
(3)Jenis paragraf diperhatikan dari posisi kalimat topik dalam paragraf, di antaranya
(a) Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik pada awal paragraf.
(b) Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topic pada akhir paragraf.
(c) Paragraf deduktif-induktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf.
(d) Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang meletakkan kalimat topic pada tengah paragraph
(e) Paragraf tanpa kalimat topik adalah paragraf yang menyembangkan paragraf yang melebihi satu paragraf.
(4) Jenis paragraf diperhatikan dari cara atau metode pengambangan paragraf, di antaranya
(a)Paragraf menerangkan,
(b) Paragraf merinci,
© Paragraf contoh,
(d) Paragraf buktian,
(e) Paragraf pertanyaan,
(f) Paragraf perbandingan,
(g) Paragraf sebab akibat.
Dari ke-empat sudut paragraf di atas, paragraf dari sudut pandang satuan karangan dan paragraf sudut pandang sifat tujuan karangan yang perlu dipahami lanjut.
Setelah memerhatikan jenis-jenis paragraf dari berbagai sudut pandang, berikut ini akan dijelaskan Janis paragraf dari sudut pandang satuan karangan, yaitu paragraph pembuka, paragraf isi, dan paragraph penutup.

PARAGRAF PEMBUKA
Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali sebuah penulisan karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalambagian pendahuluan karangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun paragraph pembuka karangan.
(1) Paragraf itu berfungsi mengantar pokok masalah karangan.
(2) Paragraf ini sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan dijelaskan.
(3) Kata-kata dalam paragraf ini hendaknya menarik perhatian pembaca, sehingga mudah memahami Pokok masalah yang akan diuraikan.
(4) Kalimat dan paragraf dalam bagian ini tidak terlalu panjang karena paragraf belum menguraikan.

PARAGRAF ISI
Paragraf isi atau paragraf pengembang adalah jenis paragraf yang berfungsi menuraikan atau memperjelas pokok masalah yang akan diuraikan dalam karangan. Uraian pokok masalah dalam paragraf ini dapat disampaikan dengan berbagai metode pengembangan dan menampilkan hal-hal teknis uraian dalam karangan ilmiah. Hal-hal yang diperhatikan dalam jenis paragraf ini di antaranya:
(1) mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan eksplisit.
(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf.
(3) pengambangan paragraph dapat menggunakan jenis paragraf ekspositoris, argumentatif,
Deskriptif, dan naratif.
(4) memperhatikan hal teknis penulisan seperti kutipan, sumber kutipan, penggunaan bagan diagram grafik kurfa.
(5) menyiapkan uraian pokok masalah yang disentesiskan sebagai bahan paragraf kesimpulan.

PARAGRAF PENUTUP
Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali gagasan yang diuraikan atau merupakan jawaban pertanyaan yang terdapat pada paragraf pembuka. Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat disampai secara horizontal dan vertikal dalam rincian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan paragraf penutup ini, antara lain
1) Paragraf ini tidak boleh terlalu panjang dan tidak begitu saja memutuskannya.
2) Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan sebuah kesimpulan.
3) Paragraf ini harus mendapat kesan positif dan informasi
4) Pengetahuan yang logis dan kondusif.
5) Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dariuraian atau pertanyaan yang terdapat pada paragraf Pembuka.
6) Paragraf ini jangan lagi menguraikan, mengutip, dan mengemukakan masalah baru.
7) Berdasarkan apa yang disimpulkan dalam paragraf, penulis dapat mengajukan rekomendasi atau
8) Usulan yang berupa saran karena keterbatasan waktu dan dana yang
penulis dapatkan.



Selasa, 14 Oktober 2014

Tugas7

Pertanyaan
Pelajaran-pelajaran apa saja yang anda dapatkan setelah mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW s.d. tiga kerajaan besar.
Jawab
·    Islam datang ke dunia membawa berkah bagi makhluk seluruh alam. Dengan hadirnya Islam yang mengajarkan tentang persaudaraan, persamaan perajat, musyawarah, tenggang rasa, upaya saling tolong menolong, keadilan di tengah-tengah inilah sebenarnya yang menjadi dasar bagi umat manusia untuk menjalankan kehidupan di dunia.
·    Kehidupan seseorang dapat dianalogikan sebagai sebuah pohon yang merupakan arti dari kata Syajarah. Artinya ada masa dimana seseorang membangun dirinya, mendapatkan kejayaan, dan akhirnya akan mati juga hingga sirnalah kehidupan itu.
·    Masa kejayaan umat Islam bukan berarti tidak dapat diraih kembali akan tetapi sangat mungkin untuk diraih dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDA) untuk mengelola sumber daya alam (SDM).
·    Membangun kembali semangat keilmuwan sangatlah penting bagi peradaban umat manusia. Karena, sebuah inovasi akan muncul dari aktivitas berpikir.
·    Kehidupan di dunia haruslah dilandaskan pula pada iman dan takwa.
·    Strategi dalam berdakwah ala Rasulullah (sembunyi-sembunyi untuk kemudian terang-terangan)  juga dapat kita tiru pada masa sekarang ini.

Rabu, 08 Oktober 2014

JENIS TULISAN

Sebelum mengarang, apalagi karangan ilmiah, seseorang harus paham terlebih dahulu mengenai apa itu karangan dan jenis-jenisnya. Dengan begitu, seorang penulis dapat menentukan jenis karangan yang akan dibuatnya dan memudahkan yang bersangkutan menyusun kerangkanya sehingga tujuan ia menulis dapat tercapai.
Pada dasarnya, mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (Finoza, 2008: 228). Selain itu, harus pula dipahami bahwa karangan dapat bersifat nonilmiah, semi ilmiah atau ilmiah populer, dan ilmiah. Ketiganya memiliki sejumlah perbedaan seperti terlihat pada tabel berikut ini.


Sifat Karangan    Ciri    Contoh      
Nonilmiah    (1) Tidak terikat oleh aturan bahasa yang baku,
(2) Struktur tidak baku walaupun tetap sistematis,
(3) Nonfaktual atau rekaan
(4) Subjektif,
(5) Biasanya berbentuk narasi, deskripsi, dan campuran    Cerita pendek, anekdot,
dan puisi      
Semi ilmiah    (1) Menghindari istilah-istilah teknis dan menggantinya dengan istilah umum,
(2) Struktur tidak baku walaupun tetap sistematis,
(3) Pengamatan bersifat faktual,
(4) Bersifat campuran objektif dan subjektif,
(5) Biasanya berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, dan campuran.    Berita, opini, artikel      
Ilmiah    (1) Sumber bersifat faktual,
(2) Bersifat objektif
(3) Menggunakan kaidah bahasa yang baku,
(4) Terikat oleh aturan yang lazim digunakan dalam ranah penulisan ilmiah bidang-bidang ilmu,
(5) Struktur bersifat baku,
(6) Argumentasi dan campuran    Makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi   

a. Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan memberikan panjelasan, informasi, keterangan, dan pemahaman kepada pembaca atau pendengar tentang suatu hal. Tulisan jenis ini biasanya menguraikan sebuah proses atau suatu hal yang belum diketahui oleh pembaca atau proses kerja suatu benda (Keraf, 1977: 110). 
Sebuah tulisan ekspositoris semata-mata hanya memberikan informasi dan tidak bertujuan lain, misalnya berpromosi atau menggiring pembaca agar setuju dengan apa yang dijelaskan di dalamnya. Jenis karangan ini dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di media massa, seperti berita politik, berita kriminal, atau lainnya. Karena sifatnya yang memaparkan, karangan eksposisi dapat
juga disebut paparan. Teks di bawah ini merupakan contoh eksposisi di media massa.

Kilau Batu Berharga

Bebatuan berharga muncul mempercantik aksesori. Kenali jenis bebatuan yang mayoritas terbuat dari kandungan mineral ini, yuk!

Berlian
Berasal dari atom karbon yang dibentuk di bawah tekanan sangat tinggi dan terkubur amat sangat dalam di bawah tanah. Berlian berharga mahal karena selain cantik, batu ini juga sangat sulit ditemukan di dunia dan melalui proses pengolahan yang sulit.
Permukaan berlian tidak bisa basah oleh air, namun sangat rentan terhadap minyak. Berlian dinilai dari kejelasan (clarity), warna (color), dan potongannya (cut). Indonesia adalah salah satu penghasil berlian yang terbaik!

Amethyst
Amethyst adalah jenis batuan yang paling berharga dan mudah dikenali. Amethyst memiliki nuansa warna ungu, dari ungu tua hingga merah pucat keunguan. Amethyst dapat ditemukan di berbagai benua. Amethyst paling langka dan sangat berharga adalah jenis Deep Russian.

Sapphire
Batu berharga ini terbuat dari jenis mineral corundum, lebih tepatnya aluminium oxide. Pengaruh elemen lain, yaitu zat besi, titanium, chromium, copper, atau magnesium membuat Sapphire memiliki banyak warna, dari biru, kuning, pink, ungu, orange, atau hijau. Batu ini dapat ditemukan di lapisan sedimen. Batu Sapphire sangat kuat sehingga tidak hanya digunakan di dunia aksesori saja namun juga alat-alat high-tech seperti komponen optik infrared.

Emerald
Emerald adalah jenis batuan beryl yang paling berharga. Emerald memiliki warna hijau yang kuat dan memendarkan cahaya yang begitu cantik. Batu emerald yang paling baik bahkan memiliki harga melebihi harga berlian, namun sangat tidak mudah menemukan emerald yang sempurna.

Aquamarine
Aquamarine artinya air dan lautan. Batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan baryl yang memiliki warna semburat biru; dari biru pucat hingga biru kehijauan. Aquamarine termahal adalah yang berwarna biru aqua yang pekat yang biasa ditemukan di Brazil.

Rubi
Batu ini terbentuk dari mineral yang disebut korundum, terdiri dari oksida aluminium. Warna merah disebabkan oleh jejak kromium, sementara semburat cokelat terjadi karena pengaruh zat besi. Rubi paling berharga adalah yang berwarna merah dengan semburat biru.
(disunting dari “Kilau Batu Berharga” dalam Nova, 24—30 September 2012)

b. Argumentasi (Bahasan)
Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan atau mengubah pendapat pembaca atas suatu pendapat, ideologi, doktrin, sikap, atau tingkah laku tertentu. Dalam tulisan yang bersifat ilmiah, jenis karangan ini biasanya digunakan oleh penulis karena sebuah karya ilmiah harus dapat meyakinkan pembaca atas topik yang diuraian penulisnya. Dengan demikian, penulis harus menyusun karangannya secara logis dengan alasan atau data yang mampu meyakinkan pembaca. Di bawah ini adalah contoh karangan argumentasi.

Terkini

Salah satu kosakata sangat aneh dalam bahasa Indonesia yang banyak digunakan oleh media elektronik, terutama televisi, adalah ‘terkini’. Sejumlah stasiun televisi menggunakan kata itu dengan berbagai variasi ‘Kabar Terkini’, ‘Terdepan dan Terkini’, ‘Indonesia Terkini’, dan lain-lain.
Adakah yang lebih kini sehingga ada yang terkini? Adakah waktu bisa kita tangkap, kita bekukan, menjadi kini yang berhenti, statis, membeku, kemudian kita bikin yang lebih kini bernama terkini? Kini,
kemarin, ataupun esok adalah momen yang tak mungkin kita tangkap. Begitulah absurditas waktu. Hanya tubuh kita yang menjadi bukti dan saksi yang menangkap jejak waktu. Bayi bertumbuh remaja, muda, berangsur matang. Setelah itu, tua, kusut, menopause, renta, surut.
Bukan karena bahasa Indonesia tak mengenal tenses lalu kita boleh memakai kosakata dengan logika sembarangan. Melath logika, melatih otak, bahkan melatih tubuh—tangan kita pun sebenarnya bisa mengingat apa yang tak diingat oleh otak kita—adalah bagian bagian dari melatih kesadaran. Tiadanya kesadaran membuat jagat kecil, yaitu dari kita, menjadi morat-marit. Korupsi dan segala kejahatan turunannya adalah parihal diri manusia yang kacau.
(Disunting dari “Terkini” oleh Bre Redana dalam Kompas Minggu, 20 Desember 2012)

c. Persuasi (Ajakan)
Karangan persuasi adalah karangan yang tertujuan meyakinkan pembaca, membuat pembaca percaya, atau membujuk pembaca atas apa yang dikemukakan oleh penulis. Yang dikemukakan itu dapat saja berupa fakta, produk, pendapat, hingga ideologi tertentu. Bidang yang paling banyak menggunakan jenis karngan ini adalah dunia periklanan.
Kata ‘persuasi’ berasal dari kata Inggris ‘to persuade’ yang bararti ‘membujuk’ atau ‘meyakinkan’. Bentuk nominanya adalah ‘persuation’ yang kemudian dipungut ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘persuasi’ (Finoza, 2008: 247). Karangan persuasi dapat dogolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, dan (4) persuasi propaganda.
Di bawah ini adalah contoh persuasi dalam iklan.
Energhi
(untuk Perlindungan Kulit Anda di Tanah Suci)
Persiapkan perawatan khusus kulit, wajah dan tubuh Anda saat menuju tanah suci dengan Energhi. Sehingga kondisi cuaca, suhu dan udara yang ekstrim tidak mengganggu kekhusuan ibadah haji Anda. Energhi Skin Care package akan menjaga dan melindungi kulit Anda tetap lembab, sehat dan alami.

d. Narasi (Kisahan)
Narasi atau kisahan adalah karangan yang menceritakan sesuatu baik berdasarkan pengamatan maupun pengalaman secara runtut. Sebuah karangan narasi akan berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis (Keraf, 1997: 109).
Penulisan narasi yang baik membutuhkan tiga hal, yaitu (1) kalimat pertama dalam paragraf harus menggugah minat pembaca, kejadian disusun secara kronlogis, dan (3) memiliki fokus pada tujuan akhir yang jelas (Utorodewo, dkk, 2004: 65).
Selanjutnya, Utorodewo, dkk (2004: 65) mengemukakan bahwa sebuah karangan narasi akan tersusun dengan baik apabila menggunakan:
(1) keterangan waktu,
(2) keterangan yang berkaitan dengan pekerjaan atau peristiwa, dan
(3) kata-kata peralihan yang mengungkapkan kaitan pikiran, kaitan waktu, dan kaitan hasil, dan pertentangan.

Ditinjau dari sifatnya, narasi terdiri atas dua jenis, yaitu (1) narasi ekspositoris atau narasi faktual, dan (2) narasi sugesti atau narasi berplot (Finoza, 2008: 238). Yang dimaksud dengan narasi ekspositoris adalah yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuan yang bersangkutan bertambah luas, sedangkan narasi sugesti adalah narasi yang ditujukan memberikan makna kepada pembaca melalui imajinasinya.
Di bawah ini adalah contoh narasi sugestif.

Dulu, musim hujan pertama itu, ketika anakku dan aku baru pindah kemari, Monang masih rajin datang. Setiap hari raya—Natal, Paskah—dan tentu hari ulang tahunku.
Ya, artinya ia selalu datang sehari sesudahnya. Mungkin ia malu bertemu dengan keluargaku. Jadi selalu diusahakannya agar datang sesudah mereka pergi. Mengelakkan senyum dingin yang terarah kepadanya, yang lebih melukai dari seribu tuduhan. Melarikan diri dari pandangan penuh arti, yang lebih keras memukul daripada tinju kepal.
Keluargaku tak pernah memaafkkannya. Barangkali mereka tak sanggup menerima bahwa aku sendiri sudah lama mengampuninya.
Mereka tidak bisa mengerti bahwa aku sanggup tetap mengasihi orang yang telah mengucilkanku  kemari. Kalau bukan karena Monang, tentu aku pun sudah menjadi tokoh masyarakat sekarang. Namaku dan potretku tentu sering muncul di surat kabar. Perbuatanku dan pemikiranku tentu dianggap turut membangun masyarakat, turut mengarahkan terlaksananya cita-cita mereka.
Sekarang... teman-temanku pun sudah lupa padaku. Karena perbuatan Monang aku menjadi begini... . Tetapi aku sudah lama mengampuninya.
Keampunan dosa—bukankah itu inti sari agamaku? Ku yakinkan bahwa Allah Maha Pemurah, mengampuni dosa sekeji apa pun. Ia sudah mengampuni aku. Aku yakin betul bahwa dosaku menolak penyesalan sesamaku?
Hukumammu sudah cukup berat, Monang. Aku takkan menambah sekerikil pun atas bebanmu. Karena pernah kita begitu berbahagia bersama-sama. Menghayati bersama-sama kecerahan hari hidup kita. Lalu badai menyambar kita—sehingga kita terpisah kini. Tetapi itu bukan cuma salahmu, Monang. “Badai meniupkan kapal-kapal ke mana nakhodanya tak berhasrat pergi,” kata suatu pepatah kuno. Kapalku kandas, sedangkan kapalmu berlayar terus tanpa harapan.
Ya, sekalipun kau tak pernah mengunjungiku akhir-akhir ini, Monang, sedikit-dikitnya itu kuketahui betul: kau hidup tanpa harapan.
Kasihan Monang... Dari rumahku yang kecil di luar kota, kukirimkan rasa ibaku kepadamu di rumahmu yang mewah di tengah kota. Bagaikan burung pipit yang hinggap di jendela, memandang bangkai
cenderawasih yang kau pajang d atas lemarimu. Dan kalau sampai kau lihat burung pipit itu, Monang, ingatkah kau padaku? Pada Raumanen, cinta pertamamu?
(Dicuplik dari novel berjudul Raumanen karya Marianne Katoppo, diterbitkan oleh Metafor Publishing, Jakarta, 1977, hlm. 3—4)

e. Deskripsi (Lukisan)
Deskripsi merupakan jenis karangan yang menggambarkan bentuk objek pengamatan dari aspek rupa, sifat, rasa, atau corak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya selain menggambarkan perasaan bahagia, takut, sepi, sedih, atau genbira. Tujuan karangan ini adalah membantu pembaca membayangkan apa yang digambarkan tersebut (Utorodewo, dkk, 2004: 65).
Seorang penulis yang hendak menulis karangan deskriptif haruslah teliti, cermat, dan kreatif memilih kata-kata sehingga pembaca dapat membayangkan objek yang dilukiskan tersebut. Agar sampai pada tujuan tadi, seorang penulis harus mengambil sikap tertentu terhadap objek yang akan dilukiskannya. Ada dua pendekatan yang bisa diambil oleh penulis dalam mendeskripsikan sesuatu, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionalistis.

Dalam deskripsi terhadap dua pendekatan. Yaitu pendekatan realistis dan impresionistis.

Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan ini, penulis seolah bertindak sebagai tukang potret yang memotret sebuah objek melalui kameranya. Dengan kata lain, penulis harus bersifat objektif, tidak dibuat-buat, atau apa adanya. Perhatikan contoh berikut.

Orang Bugis berbagai ciri khas yang sangat menarik. Mereka mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh India, dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka. Orang Bugis juga memiliki tradisi kesusastraan, baik lisan maupun tulisan. Berbagai karya sastra tulis yang berkembang seiring dengan tradisi lisan, hingga kini masih dibaca dan disalin ulang. Perpadun antara tradisi lisan dan tulis ini kemudian menghasilkan salah satu epos sastra terbesar di dunia, yakni La Galigo yang lebih panjang dari Mahabharata.
(dicuplik dari Manusia Bugis karya Christian Pelras, hlm. 4)


Pendekatan Impresionistis
Sesuai dengan namanya, pendekatan impresionistis bertujuan menimbulkan kesan dalam diri pembaca sesuai dengan impresi penulis karena pelukisan bertolak dari sudut pandang penulis. Jadi, sifat pendekatan ini subjektif. Perhatikan cuplikan cerita di bawah ini.

Sepasang burung bangau melayang meniti angin, berputar-putar di langit. Tanpa sekalipun mengepakan sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan panjang. Air. Kedua unggas ini telah melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa: latak, ikan, udang, atau serangga lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air mesi sebesar telapak kaki. Sawah berubah menjadi padang kering berarna kelabu. Segala jenis rumput mati. Yang menjadi bercak-bercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi sejala jenis belalang dan jangkrik. Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah justru sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketepel. Sambil menjerit sejadi-jadinya. Di belakangnya seekor alap-alap mengejer dengan kecepatan berlebih. Udra yang ditempuh kedua binatang itu membuat udara desau. Jerit pipit kecil itu terdengar ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.
(dicuplik dari Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, hlm. 9)

Selasa, 07 Oktober 2014

Tugas6

Pertanyaan
1.    Faktor-faktor apa  saja yang menyebabkan kemunduran Islam/Umat Islam/Pemerintah Islam
2.    Bagaimana cara umat Islam bangkit kembali
Jawab
1.   
·    Luasnya wilayah kekuasaan masa itu, sementara lambatnya proses komunikasi. Bersamaan dengan itu, tingkat saling percaya dikalangan para penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat rendah.
·    Melemahnya Baghdad sebagai pusat kekuasaan sehingga menyebabkan masing-masing provinsi dibawah kekuasaan Baghdad memisahkan/memerdekakan diri. Dan wilayah kekkuasaan saat itu menyempit hanya di Baghdad dan sekitarnya, yang menunjukkan melemahnya bidang politik.
·    Lemahnya khalifah yang menggantikan khalifa sebelumnya. Sehingga mengakibatkan mudahnya Islam dihancurkan karena terus-menerus ditekan dari luar dan rapuhnya pondasi yang ada di dalam.
·    Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat-marit . sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik.
·    Kemajuan besar yang dicapai menyebabkan para pengusaha hidup mewah (berfoya-foya) yang kemudian ditiru oleh anak-anak pejabat sehingga menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin.
·    Beberapa peperangan yang menelan banyak korban seperti Perang Salib dan serangan bangsa Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.
·    Hilangnya prinsip dan tidak memiliki paradigma dalam hidup serta konsep hidup yang tidak jelas.
·    Terjadinya perpecahan di kalangan umat.
·    Rendahnya peran masyarakat terhadap agama.

2.
·    Memperdayagunakan Sumber Daya Alam (SDA) dan tentunya diawali dengan memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
·    Mempelajari kembali sejarah perjuangan umat Islam sehingga dapat meraih kejayaan kembali.
·    Menegakkan pemerintahan yang didasarkan pada pemikiran untuk memunculkan pemecahan-pemecahan praktis untuk menanggulangi segala persoalan kehidupan.
Terbukanya pemikiran umat dalam menghadapi problem yang muncul sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi yang akan membawa pada kebangkitan.

Tugas5

Pertanyaan
Mengapa (faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peradaban Islam maju)? Dari segi Politik/Pemerintahan, Ekonomi (Perdagangan), Pendidikan, Militer, Sumber Daya Manusia, Agama.
Jawab
·    Ilmu Pengetahuan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya adalah kebijakan politik pemerintahan Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian Ilmu Pengetahuan melalui bahan-bahan rujukan yang perna ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.
Dengan dikuasaiya wilayah baru oleh Islam menyebabkan keinginan untuk belajar bahasa Arab sebgai pengantar di wilayah-wilayah tersebut. Orang-orang yang baru masuk Islam dari daerah-daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab jika mereka ingin belajar lebih mendalam tentang ajarab Islam. Dan adanya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan ilmu pengetahuan. Serta berdirinya perpustakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian Ilmu Pengetahuan.
·    Politik/Pemerintahan
Pada masa Umayyah, bidang Politik telah mengalami kemajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal khilafah (kepemimpinan). Dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Kehakiman dan Tata Usaha Negara.
Pada masa selanjutnya, yaitu kekuasaan Bani Abbasiyah mendapat pengaruh dari Persia. Pendekatan terhadap kaum Malawi dilakukan antara lain dengan mengadopsi sistem Administrasi dari tradisi setempat (Persia) mengambil beberapa pegawai dan Menteri dari bangsa Persia dan meletakkan ibu kota kerajaannya di Baghdad di wilayah yang di kelilingi oleh bangsa dan agama yang berlainan seperti bangsa Aria dan Sumit dan agama Islam, Kristen, dan Majusi. Pada masa pemerintahan Al Mansur (Abbasiyah), beliau melakukan konsolidasi dan penertiban dalam pemerintahannya serta berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintahan pusat dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan.

·    Militer
Kekuata militer pada masa bani Abbasiyah jauh lebih berkembang dari masa sebelumnya. Sebab diberlakukannya Undang-Undang wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa sebelumnya, yakni masa khulafaurrasyidin, tentara merupakan pasukan sukarela. Politik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana tentara haru dari orang Arab sendiri atau dari unsur Arab.
Adapun Janisary ialah pasukan elit khilafah Usmani yang konon ditakuti dunia. Pasukan infanteri ini dibentuk oleh Sultan Murad 1 dari kekhalifahan bani Seljuk. Pasukan Janisary berasla dari bangsa Eropa Timur yang wilayahnya berhasil dikuasai oleh Turki Usmani. Selanjutnya perekrutan pasukan ini ialah budak yang masih bocah, sehingga mereka bisa diajari (didoktrin) untuk membela dan mengawal Sultan.
·    Sumber Daya Manusia
Metode-metode berpikir yang digunakan para filosof Yunani telah memberikan motivasi bagi ilmuwan muslim untuk lebih banyak berkarya dalam kemajuan pendidikan Islam sehingga muncul nama-nama seperti Jabir Ibn Hayan, Al-Kindi, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Ibnu Ummar Khayyan, Ibnu Rusyd dan lain-lain.

Rabu, 01 Oktober 2014

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN

A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yang mendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah.
Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur  subjek,  unsur predikat, dan unsur objek (S-P+O).
Unsur subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi kalimat itu belum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan factor lain dalam perwujudan kalimat menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan bagi pembacanya.
Disamping kaidah yang ada dalam kalimat, kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratasn dan menghindari hal-hal yang menyalahi kalimat efektif.

B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN
FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi gramatikal atau unsure struktur dalamkalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan atau disngkat menjadi S + P + (O/Pel.) + (Ket) /
S : adalah subjek
P : adalah predikat
O : adalah objek
Pel.: adalah pelengkap
Ket. : adalah keterangan.
Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.
SUBJEK adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam kalimat juga bebas, kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.
OBJEK adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima, atau yang diuntungkan oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi objek selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.
PELENGKAP adalah fungsi yang melengkapi fungsi kata kerja berawalan ber- dalam predikat, sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.
KETERANGAN adalah fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi kalimat, yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi semua unsur dalamkalimat. Posisi keterangan dalam kalimat bebas dan tidak terbatas. Tidak terbatas dimaksudkan fungsiketerangan dalam dapat lebih dari satu pada posisi bebas yang sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisi fungsi-fungsi kalimat berikut.
(1) Setelah bekerja selama tiga hari, panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2) Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S – P)
(3) Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
(4) Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.)
(5) Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O-K)
(6) Pengacara tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 –O1 – P2 – K)
 (7) Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4)
(8) Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 –P2)
Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9) Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua orang.
( S1 (konjungsi + S2 + P2) - P1 - O1.)
(10) Dosen mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
(11) Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12) Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2)
(13) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)
2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif adalah hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsur atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antar fungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang TIDAK KOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3) Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.
Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF
(1a) Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api
 (2b) Makalah seminar itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.

3 KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA
KEHEMATAN atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis.
Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut .
(1) Penulis menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penempatan afiksasi yang benar.
(2) Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3) Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
(4) Penulis menghindari penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di depan subjek.
(5) Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6) Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7) Penulis menghindari fungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam rincian.
(8) Penulis menghindariketerangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9) Penulis menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas fungsinya.
Perhatikanlah contoh berikut, yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.

4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
Dalam kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN adalah upaya penulis untuk memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah-pindah.
Namun, penekanan tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan ekonomi bahasa. Penekanan dapat dilakukan dalam kalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan, penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
(1) Mutasi, yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh:
Minggu depan akan diadakan seminar”Pencerahan Pancasila bagi Mahasiswa”
(2) Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonim kata.
Contoh:
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3) Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4) Pertentangan, yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat.
Pertentangan bukan berarti antonim kata.
Contoh:
Dia sebetulnya pintar tetapi malas kuliah.
(5) Partikel, yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun, per, tah) sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.

5. KESEJAJARAN DALAM KALIMAT (PARALELISME)
KESEJAJARAN (PARALELISME) adalah upaya penulis merinci unsur yang sama penting dan sama fungsi secra kronologis danlogis dalam kalimat.
Dalam kalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesame kata, sesame prasa,sesama kalimat.
Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
(1) Tentukanlah apakah kesejajaran berada bentuk bahasa kalimat atau paragraf.
(2) Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus dalam bentuk frasa juga.
(3) Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4) Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
 (5) Hindarilah gejala ekonomi bahasa yang bermakna sama:
seperti……dan lain lain, antara lain…..
Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari :…,
tanggal:….,
waktu: ….,
acara: …., dan
Tempat: …..

6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
KEVARIASIAN dalam kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsur subjek, tetapi kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2) Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
(4) Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
(5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6) Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7) Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
 (8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
(b) Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharusnya tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian.
Memang cukup banyak mengendorkan semangat kalau melihat keadaan di Indonesia belahan Timur meskipun fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun. (Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-).

7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah ang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan penambahan : baik….maupun, tidak hanya..., tetapi
juga……..
Hubungan perlawanan : tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan pemilihan : apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan akibat : demikian…..sehingga, sedemikian
rupa……sehingga
Hubungan penegasan : jangankan…..,…..pun…..
(3) Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelum,
(b) Hubungan syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan tujuan : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan pembandiungan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g) Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i) Hubungan alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara : dengan, tanpa,
(k) Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan keterangan : yang,
(m) Hubungan perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada,
berbeda…..dari Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam pendidikan (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)
(2) Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari. (BENAR)
(3) PT Gudang Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun 2010. (BENAR).
(4) Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5) Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).