Jumat, 05 Desember 2014

CARA MENGGANTI BACKGROUND FOTO




jika anda ingin merubah warna dasar dari foto misalnya background foto biru dan akan diganti dengan merah atau sebaliknya dan background foto hanya 1 warna. Pertama buka file foto yang akan dirubah warna backgroundnya.

       

1. klik Magic Wand Tool dengan klik kanan quick selection tool dan pilih Magic Wand Tool. alat ini digunakan untuk seleksi 1 warna dengan mudah. kemudian klik background foto.
 
       
pilih magic wand tool   
 
       
klik background foto maka background terseleksi   

2. klik Menu Select, pilih Inverse. untuk melakukan seleksi gambar orang.

       
klik inverse   
 
       
gambar orang terseleksi setelah di inverse    



3. setelahnya copy foto yang sudah terseleksi dengan cara ctlr+c  untuk kemudian klik Menu File, pilih New atau ctrl+n. untuk membuat foto 3x4 baru kemudian isi foto dengan background birudengan klik Menu Edit dan pilih Fill dengan warna merah.

       
klik Menu file dan klik New    

 
       
klik Fill   yang ada di menu edit
 
       
pilih Use color dan pilih warna merah   
 
       
hasil setelah di lakukan fill warna merah   
4. foto sudah jadi, lakukan paste atau ctrl+v foto yang sudah terseleksi

       
hasil foto







 

CARA MEMBUAT FOTO 3X4 MUDAH


CARA MEMBUAT FOTO 3X4 MUDAH :
 1. buka photoshop dan buka foto yang akan dibuat menjadi pas foto ukuran 3x4 (seperti gambar diatas).
2. jika foto sudah ada background merah atau biru. klik crop tool dan setting ukuran atur width 3cm , height 4cm , Resolution 300 pixel/inch. maka sudah siap cetak foto 3x4. begitu juga ukuran lainnya.


Kamis, 20 November 2014

Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan

Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan

Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan - Setiap orang pasti pernah melakukan kutipan, namun masih banyak yang belum tahu tentang bagaimana etika mengutip yang baik dan benar, bahkan masih banyak juga orang yang mengutip tulisan orang lain tanpa menuliskan sumber asalnya dan mereka hanya tinggal mengutip saja. Dalam penulisan Skripsi jika tulisan itu diambil dari kutipan karya orang lain, maka harus dicantumkan sumber kutipannya. Hal ini berhubungan dengan etika seseorang dalam mengutip karya orang lain. Jika Ingin Skripsi anda berjalan dengan baik, apabila anda mengutip catatan karya orang lain maka sebaiknya anda perhatikan point point berikut ini.
 
Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan

Beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan didasarkan kepada sistem Harvard sebagai berikut :
  • Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
  • Jika bagian yang dikutip terdiri atas 3 baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak 2 spasi.
Contoh :
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosionaal ialah kemampuan memberi dan menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti “ ... a relationship that nourishes us as we give, and and enriches us as we spend, and permits ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cole, 1993:832).

  • Jika bagian yang dikutip terdiri atas 4 baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak 1 spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke-6 dan baris kedua diketik mulai pukulan ke-4.
Contoh :
Lindgren (1976:225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength yang mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukannya bahwa :
Ego strength is a general “omnibus” type of factor that positively related to succes of all kinds, in the classroom, as well as elsewhere. Other personality factors are spesific in terms of the kind of school performance to which they are related.
  •  Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan 3 buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.
  • Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut :
1) Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakkan dalam kurung.
Contoh :
Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984:41), bahwa “In Piaget’s theory, children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic.”

2) Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh :
“The personality pattern is inwardly determined by and closely associated with the maturation of the physical and mental characteristics which constitute the individual’s hereditary endowment” (Hurlock, 1979:19).

3) Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh :
Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62), mengemukakan bahwa ‘...Children are born eith innate understanding of the structure of language.’

4) Jika penulis terdiri atas 2 orang, maka nama keuarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1996:1). Kalau penulisnya lebih dari 2 orang, maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al. Misalnya, Mc Clelland et al. (1960:35).

5) Jika masalah yang diikuti dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah sebagai berikut :
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972;Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).

6) Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
Contoh : (Sanha, 1998a, 1998b).

7) Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisnya adalah : (Tn. 1972:18).

8) Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya (tahun : hal).

Sabtu, 01 November 2014

Cara Membuat Read More di Blog

Cara Membuat Read More di Blog

Sebelumnya silahkan anda login dulu ke https://www.blogger.com/ . Pilih blog anda. Kemudian ....



1. Masuk ke Template dan klik Edit Template

2. Klik CTRL + F, dan cari kode html </head>

3. Letakan kode dibawah ini, tepat diatas kode html </head>

<script type='text/javascript'>
var thumbnail_mode = "float" ;
summary_noimg = 275;
summary_img = 275;
img_thumb_height = 120;
img_thumb_width = 120;
</script>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(strx,chop){
if(strx.indexOf("<")!=-1)
{
var s = strx.split("<");
for(var i=0;i<s.length;i++){
if(s[i].indexOf(">")!=-1){
s[i] = s[i].substring(s[i].indexOf(">")+1,s[i].length);
}
}
strx = s.join("");
}
chop = (chop < strx.length-1) ? chop : strx.length-2;
while(strx.charAt(chop-1)!=' ' && strx.indexOf(' ',chop)!=-1) chop++;
strx = strx.substring(0,chop-1);
return strx+'...';
}
function createSummaryAndThumb(pID){
var div = document.getElementById(pID);
var imgtag = "";
var img = div.getElementsByTagName("img");
var summ = summary_noimg;
if(img.length>=1) {
imgtag = '<span style="float:left; padding:0px 10px 5px 0px;"><img src="'+img[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';
summ = summary_img;
}
var summary = imgtag + '<div>' + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + '</div>';
div.innerHTML = summary;
}
//]]>
</script>

4. Lanjut dan cari kode ini <data:post.body/> dan replace dengan kode HTML di bawah ini.

<b:if cond='data:blog.pageType != "item"'>
<div expr:id='"summary" + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb("summary<data:post.id/>");</script>
<div class='readmore-link'><span class='arrow'>›</span> <a expr:href='data:post.url'>Read More</a></div>
</b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'><data:post.body/></b:if>

5. Ada beberapa kode <data:post.body/>, jika anda menggunakan template standar yang diganti adalah yang kedua setelah melakukan find (ctrl+f) <data:post.body/> pada edit html

6. Kemudian terakhir tinggal ada klik simpan saja, jangan khawatir jika tidak berhasil, karena bisa di undo. Semoga beruntung

Sabtu, 25 Oktober 2014

Misteri Peninggalan Ayah part1

Merupakan salah satu cerpen asli karangan saya sendiri. Mengisahkan kehidupan Edo sebagai tokoh utama, dimana dia harus memecahkan beberapa misteri peninggalan ayahnya. Part ini adalah bagian pembuka dari jalan cerita sesungguhnya dari kisah panjang perjalan Edo. Oke lanjut.



Misteri Peninggalan Ayah
Sayup-sayup terdengar suara rintih tangisan saat senja datang. Sungguh suara yang menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Kini satu jiwa telah kembali ke dalam dekapan-Nya. Tidak dapat di pungkiri siapa pun yang hidup di dunia ini akan mengalami kematian. Mau balita, remaja, dewasa bahkan lansia tidak tahu pasti kapan ia akan mati. Memang benar adanya, perkara itu di luar batas kemampuan manusia. Namun berbeda dengan seorang Edo dengan indigo yang dimilikinya setelah ia membuka kotak rahasia peninggalan ayahnya.
***

Keringat dingin membasahi tubuh Edo saat ia terbangun di tengah tidurnya. Mimpi itu datang lagi ujarnya dalam hati. Ia melihat kearah jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 02.30 pagi. Kemudian segera saja ia menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan melaksanakan salat tahajud.
Sembari menunggu masuk waktu subuh. Ia buka sebuah buku berwarna hitam polos dengan sampulnya yang telah termakan usia dan judul putih  “Akhir Dunia”. Itu adalah buku harian milik ayahnya yang berisi segudang cerita perjalanan semasa ayahnya muda mengarungi nusantara. “tulislah apa pun yang ingin kamu tulis, karena itu akan menjadi catatan sejarah mu sendiri”.  Paling tidak itulah kata pembuka yang tertulis di halaman pembuka buku peninggalan ayahnya. Buku itu diberikan kepada Edo saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Meskipun telah ia baca berulang kali buku itu, ia sama sekali tidak merasa bosan.
Terlihat senyumnya mengembang tatkala membaca kisah-kisah dalam buku itu, merasa bangga memiliki seorang ayah yang demikian dikaguminya. Hingga sampai ke halaman kosong yang selalu ia temui di akhir-akhir cerita. Ia selalu merasa ganjil mengapa halaman-halaman itu di biarkan kosong. Dan mengapa terdapat seperti semacam peta di balik halaman kosong itu.
Sayup-sayup suara adzan subuh pun mulai terdengar, seakan-akan saling bersahut-sahutan dari segala penjuru, berusaha membangunkan jiwa-jiwa manusia. Edo pun meletakkan bukunya dan bersegera mengambil air wudu kembali untuk bergegas melaksanakan salat subuh di rumah. Minggu pagi adalah hari yang tepat untuk dirinya melakukan rutinitas olahraga. Semburat mentari pagi yang masih terlihat malu-malu menampakkan dirinya, orkestra ringan kicauan merdu sekelompok burung pipit, segarnya udara di pag hari menjadi pendamai hati bagi siapapun yang menikmatinya di hari itu.
Kali ini Edo memutuskan untuk jogging di sekitar waduk buatan yang terletak tidak jauh dari perumahan tempat ia tinggal. Di sana biasanya juga ramai di kunjungi orang-orang yang berusaha melepas penat atau sekedar mengisi waktu dengan keluarga setelah satu minggu disibukkan oleh aktivitas harian. Karena tempatnya yang memang menenangkan, indah, dan asri menjadikan tujuan wisata gratisan bagi pengunjungnya.
***
Di sebuah pohon besar yang dahannya menjulur ke arah waduk itulah, Edo seusai jogging dan melakukan beberapa gerakan stretching, memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di pinggir waduk sebelum pulang. Sembari meminum air mineral yang ia bawa dan sesekali mengelap keringat yang mengucur di sekitar wajahnya. Selama beberapa saat ia pejamkan mata dan membentangkan tubuhnya di rerumputan yang tumbuh di sekitar pohon. Saat ia membuka mata, ia terkaget bukan main tanpa ia sadari ternyata di salah satu dahan pohon di atasnya, seorang  perempuan sedang bertengger di sana sambil tersenyum kecil ke arahnya.
Perempuan berparas manis itu tidak lebih tinggi dari tubuh Edo, model rambutnya  dicepol, lengkap dengan headphone  yang menggantung di lehernya ia mulai menuruni pohon yang sedari tadi sebagai tempat bernaungnya.
“Maaf-maaf aku mengagetkan mu, ya?” sambil turun dari pohon perempuan itu mulai berucap.
“Tidak juga,” jawab Edo sekenanya, meskipun masih tampak keheranan di raut wajahnya. “Kamu siapa?” lanjut Edo berusaha akrab.
“Oya perkenalkan namaku Megie, penunggu di sini”. Jawab perempuan itu sembari terkekeh. “tidak, tidak aku hanya bercanda,” kemudian lanjutnya.
“Aku Edo, jika kamu ingin tahu,” ujar Edo berusaha memperkenalkan diri.
“Salam kenal,” jawab Megie dengan ramah dengan senyum manisnya.
Obrolan pun terus berlanjut antara mereka. Hingga Edo melihat sebuah kalung milik Megie dengan kunci kecil yang menggantung di sana. Edo merasa pernah melihatnya, tapi ia sendiri kebingungan mengingatnya. Terik matahari dirasa sudah semakin tinggi, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan  menuju gerbang waduk, hingga mereka berpisah karena arah rumah mereka berbeda. Bodohnya Edo saat itu, ia sama sekali tidak meminta nomor telepon Megie. Meskipun ia ketahui bahwa Megie tinggal di daerah perumahan Cemara.
***
Hari-hari pun terus berlalu. Edo sendiri disibukkan dengan kegiatan sekolahnya baik mata pelajaran, organisasi, maupun kegiatan ekstrakurikuler di salah satu SMA ternama di Jakarta. Belum lagi soal0 jam pelajaran tambahan untuk persiapan Ujian Nasional. Itu semua membuat Edo tertekan, kalau sudah begini ia tidak sepenuh hati menjalaninya. Ia duduk tertunduk lesu dan terlihat dikatupkan kedua tangganya di salah satu sudut kelas. Teman-temannya telah berusaha mengajaknya untuk ke kantin hanya saja ia jawab dengan lambaian malas, pertanda ia hanya ingin berada di kelas kali ini. Suasana kelas memang selalu ramai saat jam istirahat, terlihat sal0ah satu siswa menggambar tidak jelas di papan tulis, ada yang sibuk mengobrol, ada pula yang sibuk menyalin tugas untuk pelajaran usai istirahat nanti.
Sekembalinya teman-temannya dari kantin. Edo dikagetkan oleh mereka, tanpa ia sadari ternyata ia tertidur untuk beberapa menit. Ia tersadar untuk mimpi singkatnya yang selalu saja aneh. Benar saja jam istirahat telah usai di lanjutkan dengan pelajaran sejarah yang dirasa membosankan. Setelah beberapa jam lamanya akhirnya bel tanda berakhirnya jam pelajaran tambahan pun berbunyi, saatnya untuk pulang, pintu-pintu kelas XII terbuka dan hamburan siswa/siswi mulai memadati koridor maupun halaman sekolah. Mereka semua dengan raut wajah lesu tidak jauh berbeda dengan Edo. Namun, tiba-tiba raut wajahnya berubah semringah tatkala ia melihat Megie yang dikenalnya di waduk beberapa hari lalu. Ia berusaha mendekati Megie di ramainya lalu lal0ang siswa/siswi lain.
“Hai! Megie Andristi kan?” tanya Edo tergagap-gapap sesampainya di depan Megie sambil membungkuk kelelahan setelah berlari beberapa puluh meter.
“Hai! Edo Pratama,” sambil tetap berjalan menuju gerbang sekolah
“Kamu sekolah di sini juga?”
“Tentu sajalah, aku kan satu angkatan denganmu, aku berada di kelas C” jawab Megie heran.
“Yang benar saja, selama hampir tiga tahun aku tidak pernah melihatmu barang sekali pun,”.
“Bukannya tidak pernah, melihat kamu hanya tidak memperhatikan,” jawab Megie. “Dan tentu saja kamu hanya akan menemukanku di Perpustakaan atau taman belakang sekolah, karena keduanya tempat favorit ku,” lanjut Megie berusaha menjawab kebingungan Edo.
Kali ini Edo tidak lupa meminta nomor teleponnya. Hari-hari pun kembali berjalan dan Edo menjadi semakin akrab dengan Megie.
***
Ia kembali membuka buku catatan usang peninggalan ayahnya, sampai ia di halaman yang membahas bahwa ayahnya juga meninggalkan sebuah kotak rahasia yang terkunci di suatu tempat. Dan ia juga mendapati tanda gambar kunci di setiap pojokan kanan atas kertas kosong dalam buku itu. Ia teringat pernah melihat tanda yang sama dengan kalung yang dikenakan oleh Megie. Ia merasa bahwa ini adalah teka-teki yang ditinggalkan oleh ayahnya, untuk dipecahkan Edo. Tapi ada hal yang membuat ia belum mengerti. Mengapa ini berhubungan dengan Megie. Kali ini ia berusaha menghubungi Megie untuk membuat janji pertemuan di sebuah kafe. Dan ternyata Megie menyetujui hal tersebut, pasalnya pesan singkat yang dikirimkan kepada Megie bertanda “emergency” di akhirannya.
***
Akhirnya mereka bertemu di kafe yang telah di tentukan. Edo memesan segelas cappuccino dan segelas coklat panas untuk Megie. Sembari mengeluarkan buku peninggalan ayahnya dari tas ia mulai berucap.
“Maaf mengganggu waktu mu Meg,” Kemudian ia letakkan buku itu di atas meja kafe.
“Tidak masalah jika ini benar-benar penting,” kata Megie menjawab. “Lalu sebenarnya ada apa?” lanjut Megie mengajukan pertanyaan.
“Ini berkenaan dengan kalung yang kamu kenakan, boleh aku melihatnya?” pinta Edo.
“Tentu saja, ini adalah kalung yang di berikan oleh ayahku saat berusia lima belas tahun dan kini ayahku sudah tiada,” jawab Megie teringat ayahnya sambil berusaha melepaskan kalung dari lehernya. “Ini,” lanjut Megie menyerahkannya pada Edo.
“Tepat seperti dugaan ku,” batin Edo dalam hati. “Megie, coba kamu perhatikan ini,” Edo mencoba memperlihatkan temuannya dengan menunjukkan tanda yang ada di dalam buku sama persis dengan kunci kalung milik Megie.
Kemudian Edo juga menceritakan bahwa buku itu didapatkan dari ayahnya saat ia berusia lima belas tahun, sama persis dengan cara Megie mendapatkan kalung kunci itu dan ia juga menceritakan bahwa ayahnya juga sudah tiada. Suatu kebetulan yang di sengaja ujar mereka berdua. Tentu saja lantas Megie menceritakan bahwa ayahnya pernah menyampaikan padanya, bahwa ia pernah memiliki sahabat saat ia waktu masih muda dalam menemani perjalanannya mengelilingi nusantara. Hingga akhirnya cerita berakhir dengan nasib nahas yang ditimpa oleh ayah mereka berdua yang meninggal karena sebuah kecelakan dan mayatnya tidak kunjung ditemukan keberadaaanya.
Edo teringat bahwa ada sisipan selembar foto dengan inisial P&A di pojok kanannya. Ayahnya berfoto bersama orang yang entah tidak ia kenali di dalam buku itu. Untuk kemudian ditunjukkannya pada Megie. Dan Megie spontan terkejut mendapati foto ayahnya ada di dalam buku itu. Megie juga pernah melihat foto ayah Edo di kumpulan album milik ayahnya.
Kemudian Edo mengutarakan, pada bagian yang terdapat tanda itulah ia sama sekali tidak mengerti mengapa dibiarkan kosong, tidak juga ia mengerti potongan-potongan peta di balik halaman kosong itu. Belum selesai Edo melanjutkan ceritanya, Megie sudah bertindak dengan memanggil pelayan kafe, untuk meminta sebuah lilin dan korek api.
“Ini dia jawabannya,” kata Megie merasa menang, setelah ia  mendapatkan pesanannya tiba.
“Maksudmu apa, aku sama sekali tidak mengerti,” jawab Edo keheranan dengan perilaku Megie”.
Megie teringat sebuah trik yang pernah ayahnya ajarkan dulu. Kemudian Megie mulai menyalakan lilin dan menyambar buku milik Edo dari tangannya.
“Hei, hei, hei. Mau kamu apakan buku itu, awas saja sampai terbakar,” cegah Edo berusaha menghentingkan perbuatan Megie.
“Sudah tenang saja kamu pasti akan tahu jawabannya sebentar lagi,” jawab Megie menenangkan Edo.
Sebuah tulisan mulai muncul di atas halaman kosong itu dengan Megie tetap memanaskan bagian bawahnya menggunakan lilin. Tentu saja ini ada penjelasan ilmiahnya Jus Lemon adalah senyawa organik yang dapat teroksidasi dan berubah warna menjadi coklat ketika dipanaskan. Edo baru tersadar mengapa sejak dulu ayahnya gemar menyimpan lemon di lemari pendingin.
Kini terkuak sudah misteri halaman buku kosong berkat bantuan Megie. Namun tetap saja hal itu masih menyisakan teka-teki dari isi halaman buku kosong yang makin membuat Edo tambah kebingungan dengan petunjuk-petunjuk abstrak di dalamnya.
***

Rabu, 15 Oktober 2014

PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS

Materi-materi ini diperoleh saat mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai pargraf atau alinea sebagai pengetahuan dasar untuk menulis. Mari langsung saja.

A. PENGERTIAN PARAGRAF

Satuan bahasa yang lebih besar dan lebih luas dari kalimat adalah paragraf atau alinea. Dalam definisinya, PARAGRAF adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan utama.
Gagasan utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalam paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait. Dalam rangkaian kalimat itu tidak satu pun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topik dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjelas.
Sebuah paragraf minimal tediri tiga kalimat dalam penulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraf berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topic dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.
(1) Sampah selamanya selalu memusingkan. (2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula solusinya dirancang. (3) Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. (4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. (5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah sampah berkaitan dengan pencemaran air dan banjir. (6) Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah. (Arifin, 2011: 116)
Keenam kalimat dalam paragraf di atas membicarakan soal sampah, sehingga topik dalam paragraf tersebut dalah “masalah sampah”. Kalimat-kalimatnya koherensi atau saling terkait logis sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami topik “masalah sampa” dalam paragraf itu dengan baik.

B. FUNGSI PARAGRAF
 Paragraf yang berupa himpunan kalimat saling terkait dalam mengemukakan mengemukakan gagasan utama berfungsi penting bagi penulis paragraf dan bagi pembaca paragraf dalam teks. Perhatikanlah fungsi-fungsi paragraf tersebut.

Fungsi Paragraph bagi Penulis
(1) Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.
(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah ide atau pokok pikiran secara tertulis.
(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.
(4) Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan dan termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.
(5) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

Fungsi Paragraf bagi Pembaca
(1) Dengan memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar dan formal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraf penulis.
(2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga memperoleh informasi penting dan kesanyang kondusif.
(3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraf per paragraf karena tidak membosankan atau tidak melelahkan.
(4) Pembaca dapat belajar bagaimana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf tulis.
(5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.

C. Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar
Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut.
(1) Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
(2)Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalamparagraf saling terkait dalam paragraf.

Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.
(a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalam setiap kalimat.
(b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awal kalimat dengan tepat dan benar.
(c) Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan utama dengan Kata-kata seperti: dia, mereka, nya, itu, tersebut, ini.

(3) Penggunaan metode pengembangan paragraf sebagai penjelas gagasan utama paragraf. Metode Yang digunakan dari metode proses sampai dengan metode definisi.

(4) Setiap paragraf harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik. Posisi Kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada
(a) Kalimat topik pada awal paragraf (deduktif),
(b) Kalimat topik pada akhir paragraf (induktif),
(c) Kalimat topik pada awal dan akhir paragraf (deduktif—induktif)
(d) Kalimat topik pada tengah paragraf (ineratif)
(e) Kalimat topik pada semua kalimat dalam paragraf (deskriptif).

Kalimat topik dalam paragraf ditulis dalam kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.

(5)Penulis paragraf tetap memerhatikan kaidah satuan bahasa yang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.

(6) Dalam penulisan karangan ilmiah, penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis penulisan. Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
(7) Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian karangan pendahuluan, isi, dan Bagian kesimpulan.
(8) Penulisan paragraf yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
(9) Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu jumlah Kosakata paragraf antara 30—100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalimat.
(10) Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

D. JENIS-JENIS PARAGRAF
Dalam karangan terdapat bermacam-macam jenis paragraf. Macam jenis paragraf tersebut jika diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.
(1) Jenis paragraf diperhatikan dari satuan karangan, di antaranya
(a) Paragraf pembuka yang terdapat pada awal karangan sebagai pengantar pokok pikiran penulis yang ditempatkan pada bagian pendahuluan.
(b) Paragraf isi adalah paragraf yang menguraikan pokok masalah dalam karangan, yaitu bagian isi atau uraian karangan.
(c) Paragraf penutup adalah paragraf yang menyimpulkan atau mengakhiri sebuah karangan, yaitu bagian penutup atau kesimpulan.
(2) Jenis paragraf diperhatikan dari sudut pandang sifat tujuan karangan, di antaranya
(a) Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan atau memaparkan pokok masalah.
(b) Paragraf argumentatif adalah paragraf yang mengemukan suatu pikiran dngan alasan logis.
(c) Paragraf deskriptif adalah jenis paragraph yang memberikan suatu suasana, area, dan benda.
 (d) Paragraf naratif adalah jenis paragraph yang menceritakan suatu masalah.
(e) Paragraf persuasif adalah jenis paragraph yang memengaruhi atau merajuk orang tentang sesuatu .
(3)Jenis paragraf diperhatikan dari posisi kalimat topik dalam paragraf, di antaranya
(a) Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik pada awal paragraf.
(b) Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topic pada akhir paragraf.
(c) Paragraf deduktif-induktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf.
(d) Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang meletakkan kalimat topic pada tengah paragraph
(e) Paragraf tanpa kalimat topik adalah paragraf yang menyembangkan paragraf yang melebihi satu paragraf.
(4) Jenis paragraf diperhatikan dari cara atau metode pengambangan paragraf, di antaranya
(a)Paragraf menerangkan,
(b) Paragraf merinci,
© Paragraf contoh,
(d) Paragraf buktian,
(e) Paragraf pertanyaan,
(f) Paragraf perbandingan,
(g) Paragraf sebab akibat.
Dari ke-empat sudut paragraf di atas, paragraf dari sudut pandang satuan karangan dan paragraf sudut pandang sifat tujuan karangan yang perlu dipahami lanjut.
Setelah memerhatikan jenis-jenis paragraf dari berbagai sudut pandang, berikut ini akan dijelaskan Janis paragraf dari sudut pandang satuan karangan, yaitu paragraph pembuka, paragraf isi, dan paragraph penutup.

PARAGRAF PEMBUKA
Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali sebuah penulisan karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalambagian pendahuluan karangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun paragraph pembuka karangan.
(1) Paragraf itu berfungsi mengantar pokok masalah karangan.
(2) Paragraf ini sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan dijelaskan.
(3) Kata-kata dalam paragraf ini hendaknya menarik perhatian pembaca, sehingga mudah memahami Pokok masalah yang akan diuraikan.
(4) Kalimat dan paragraf dalam bagian ini tidak terlalu panjang karena paragraf belum menguraikan.

PARAGRAF ISI
Paragraf isi atau paragraf pengembang adalah jenis paragraf yang berfungsi menuraikan atau memperjelas pokok masalah yang akan diuraikan dalam karangan. Uraian pokok masalah dalam paragraf ini dapat disampaikan dengan berbagai metode pengembangan dan menampilkan hal-hal teknis uraian dalam karangan ilmiah. Hal-hal yang diperhatikan dalam jenis paragraf ini di antaranya:
(1) mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan eksplisit.
(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf.
(3) pengambangan paragraph dapat menggunakan jenis paragraf ekspositoris, argumentatif,
Deskriptif, dan naratif.
(4) memperhatikan hal teknis penulisan seperti kutipan, sumber kutipan, penggunaan bagan diagram grafik kurfa.
(5) menyiapkan uraian pokok masalah yang disentesiskan sebagai bahan paragraf kesimpulan.

PARAGRAF PENUTUP
Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali gagasan yang diuraikan atau merupakan jawaban pertanyaan yang terdapat pada paragraf pembuka. Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat disampai secara horizontal dan vertikal dalam rincian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan paragraf penutup ini, antara lain
1) Paragraf ini tidak boleh terlalu panjang dan tidak begitu saja memutuskannya.
2) Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan sebuah kesimpulan.
3) Paragraf ini harus mendapat kesan positif dan informasi
4) Pengetahuan yang logis dan kondusif.
5) Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dariuraian atau pertanyaan yang terdapat pada paragraf Pembuka.
6) Paragraf ini jangan lagi menguraikan, mengutip, dan mengemukakan masalah baru.
7) Berdasarkan apa yang disimpulkan dalam paragraf, penulis dapat mengajukan rekomendasi atau
8) Usulan yang berupa saran karena keterbatasan waktu dan dana yang
penulis dapatkan.



Selasa, 14 Oktober 2014

Tugas7

Pertanyaan
Pelajaran-pelajaran apa saja yang anda dapatkan setelah mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW s.d. tiga kerajaan besar.
Jawab
·    Islam datang ke dunia membawa berkah bagi makhluk seluruh alam. Dengan hadirnya Islam yang mengajarkan tentang persaudaraan, persamaan perajat, musyawarah, tenggang rasa, upaya saling tolong menolong, keadilan di tengah-tengah inilah sebenarnya yang menjadi dasar bagi umat manusia untuk menjalankan kehidupan di dunia.
·    Kehidupan seseorang dapat dianalogikan sebagai sebuah pohon yang merupakan arti dari kata Syajarah. Artinya ada masa dimana seseorang membangun dirinya, mendapatkan kejayaan, dan akhirnya akan mati juga hingga sirnalah kehidupan itu.
·    Masa kejayaan umat Islam bukan berarti tidak dapat diraih kembali akan tetapi sangat mungkin untuk diraih dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDA) untuk mengelola sumber daya alam (SDM).
·    Membangun kembali semangat keilmuwan sangatlah penting bagi peradaban umat manusia. Karena, sebuah inovasi akan muncul dari aktivitas berpikir.
·    Kehidupan di dunia haruslah dilandaskan pula pada iman dan takwa.
·    Strategi dalam berdakwah ala Rasulullah (sembunyi-sembunyi untuk kemudian terang-terangan)  juga dapat kita tiru pada masa sekarang ini.

Rabu, 08 Oktober 2014

JENIS TULISAN

Sebelum mengarang, apalagi karangan ilmiah, seseorang harus paham terlebih dahulu mengenai apa itu karangan dan jenis-jenisnya. Dengan begitu, seorang penulis dapat menentukan jenis karangan yang akan dibuatnya dan memudahkan yang bersangkutan menyusun kerangkanya sehingga tujuan ia menulis dapat tercapai.
Pada dasarnya, mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (Finoza, 2008: 228). Selain itu, harus pula dipahami bahwa karangan dapat bersifat nonilmiah, semi ilmiah atau ilmiah populer, dan ilmiah. Ketiganya memiliki sejumlah perbedaan seperti terlihat pada tabel berikut ini.


Sifat Karangan    Ciri    Contoh      
Nonilmiah    (1) Tidak terikat oleh aturan bahasa yang baku,
(2) Struktur tidak baku walaupun tetap sistematis,
(3) Nonfaktual atau rekaan
(4) Subjektif,
(5) Biasanya berbentuk narasi, deskripsi, dan campuran    Cerita pendek, anekdot,
dan puisi      
Semi ilmiah    (1) Menghindari istilah-istilah teknis dan menggantinya dengan istilah umum,
(2) Struktur tidak baku walaupun tetap sistematis,
(3) Pengamatan bersifat faktual,
(4) Bersifat campuran objektif dan subjektif,
(5) Biasanya berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, dan campuran.    Berita, opini, artikel      
Ilmiah    (1) Sumber bersifat faktual,
(2) Bersifat objektif
(3) Menggunakan kaidah bahasa yang baku,
(4) Terikat oleh aturan yang lazim digunakan dalam ranah penulisan ilmiah bidang-bidang ilmu,
(5) Struktur bersifat baku,
(6) Argumentasi dan campuran    Makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi   

a. Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan memberikan panjelasan, informasi, keterangan, dan pemahaman kepada pembaca atau pendengar tentang suatu hal. Tulisan jenis ini biasanya menguraikan sebuah proses atau suatu hal yang belum diketahui oleh pembaca atau proses kerja suatu benda (Keraf, 1977: 110). 
Sebuah tulisan ekspositoris semata-mata hanya memberikan informasi dan tidak bertujuan lain, misalnya berpromosi atau menggiring pembaca agar setuju dengan apa yang dijelaskan di dalamnya. Jenis karangan ini dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di media massa, seperti berita politik, berita kriminal, atau lainnya. Karena sifatnya yang memaparkan, karangan eksposisi dapat
juga disebut paparan. Teks di bawah ini merupakan contoh eksposisi di media massa.

Kilau Batu Berharga

Bebatuan berharga muncul mempercantik aksesori. Kenali jenis bebatuan yang mayoritas terbuat dari kandungan mineral ini, yuk!

Berlian
Berasal dari atom karbon yang dibentuk di bawah tekanan sangat tinggi dan terkubur amat sangat dalam di bawah tanah. Berlian berharga mahal karena selain cantik, batu ini juga sangat sulit ditemukan di dunia dan melalui proses pengolahan yang sulit.
Permukaan berlian tidak bisa basah oleh air, namun sangat rentan terhadap minyak. Berlian dinilai dari kejelasan (clarity), warna (color), dan potongannya (cut). Indonesia adalah salah satu penghasil berlian yang terbaik!

Amethyst
Amethyst adalah jenis batuan yang paling berharga dan mudah dikenali. Amethyst memiliki nuansa warna ungu, dari ungu tua hingga merah pucat keunguan. Amethyst dapat ditemukan di berbagai benua. Amethyst paling langka dan sangat berharga adalah jenis Deep Russian.

Sapphire
Batu berharga ini terbuat dari jenis mineral corundum, lebih tepatnya aluminium oxide. Pengaruh elemen lain, yaitu zat besi, titanium, chromium, copper, atau magnesium membuat Sapphire memiliki banyak warna, dari biru, kuning, pink, ungu, orange, atau hijau. Batu ini dapat ditemukan di lapisan sedimen. Batu Sapphire sangat kuat sehingga tidak hanya digunakan di dunia aksesori saja namun juga alat-alat high-tech seperti komponen optik infrared.

Emerald
Emerald adalah jenis batuan beryl yang paling berharga. Emerald memiliki warna hijau yang kuat dan memendarkan cahaya yang begitu cantik. Batu emerald yang paling baik bahkan memiliki harga melebihi harga berlian, namun sangat tidak mudah menemukan emerald yang sempurna.

Aquamarine
Aquamarine artinya air dan lautan. Batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan baryl yang memiliki warna semburat biru; dari biru pucat hingga biru kehijauan. Aquamarine termahal adalah yang berwarna biru aqua yang pekat yang biasa ditemukan di Brazil.

Rubi
Batu ini terbentuk dari mineral yang disebut korundum, terdiri dari oksida aluminium. Warna merah disebabkan oleh jejak kromium, sementara semburat cokelat terjadi karena pengaruh zat besi. Rubi paling berharga adalah yang berwarna merah dengan semburat biru.
(disunting dari “Kilau Batu Berharga” dalam Nova, 24—30 September 2012)

b. Argumentasi (Bahasan)
Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan atau mengubah pendapat pembaca atas suatu pendapat, ideologi, doktrin, sikap, atau tingkah laku tertentu. Dalam tulisan yang bersifat ilmiah, jenis karangan ini biasanya digunakan oleh penulis karena sebuah karya ilmiah harus dapat meyakinkan pembaca atas topik yang diuraian penulisnya. Dengan demikian, penulis harus menyusun karangannya secara logis dengan alasan atau data yang mampu meyakinkan pembaca. Di bawah ini adalah contoh karangan argumentasi.

Terkini

Salah satu kosakata sangat aneh dalam bahasa Indonesia yang banyak digunakan oleh media elektronik, terutama televisi, adalah ‘terkini’. Sejumlah stasiun televisi menggunakan kata itu dengan berbagai variasi ‘Kabar Terkini’, ‘Terdepan dan Terkini’, ‘Indonesia Terkini’, dan lain-lain.
Adakah yang lebih kini sehingga ada yang terkini? Adakah waktu bisa kita tangkap, kita bekukan, menjadi kini yang berhenti, statis, membeku, kemudian kita bikin yang lebih kini bernama terkini? Kini,
kemarin, ataupun esok adalah momen yang tak mungkin kita tangkap. Begitulah absurditas waktu. Hanya tubuh kita yang menjadi bukti dan saksi yang menangkap jejak waktu. Bayi bertumbuh remaja, muda, berangsur matang. Setelah itu, tua, kusut, menopause, renta, surut.
Bukan karena bahasa Indonesia tak mengenal tenses lalu kita boleh memakai kosakata dengan logika sembarangan. Melath logika, melatih otak, bahkan melatih tubuh—tangan kita pun sebenarnya bisa mengingat apa yang tak diingat oleh otak kita—adalah bagian bagian dari melatih kesadaran. Tiadanya kesadaran membuat jagat kecil, yaitu dari kita, menjadi morat-marit. Korupsi dan segala kejahatan turunannya adalah parihal diri manusia yang kacau.
(Disunting dari “Terkini” oleh Bre Redana dalam Kompas Minggu, 20 Desember 2012)

c. Persuasi (Ajakan)
Karangan persuasi adalah karangan yang tertujuan meyakinkan pembaca, membuat pembaca percaya, atau membujuk pembaca atas apa yang dikemukakan oleh penulis. Yang dikemukakan itu dapat saja berupa fakta, produk, pendapat, hingga ideologi tertentu. Bidang yang paling banyak menggunakan jenis karngan ini adalah dunia periklanan.
Kata ‘persuasi’ berasal dari kata Inggris ‘to persuade’ yang bararti ‘membujuk’ atau ‘meyakinkan’. Bentuk nominanya adalah ‘persuation’ yang kemudian dipungut ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘persuasi’ (Finoza, 2008: 247). Karangan persuasi dapat dogolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, dan (4) persuasi propaganda.
Di bawah ini adalah contoh persuasi dalam iklan.
Energhi
(untuk Perlindungan Kulit Anda di Tanah Suci)
Persiapkan perawatan khusus kulit, wajah dan tubuh Anda saat menuju tanah suci dengan Energhi. Sehingga kondisi cuaca, suhu dan udara yang ekstrim tidak mengganggu kekhusuan ibadah haji Anda. Energhi Skin Care package akan menjaga dan melindungi kulit Anda tetap lembab, sehat dan alami.

d. Narasi (Kisahan)
Narasi atau kisahan adalah karangan yang menceritakan sesuatu baik berdasarkan pengamatan maupun pengalaman secara runtut. Sebuah karangan narasi akan berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis (Keraf, 1997: 109).
Penulisan narasi yang baik membutuhkan tiga hal, yaitu (1) kalimat pertama dalam paragraf harus menggugah minat pembaca, kejadian disusun secara kronlogis, dan (3) memiliki fokus pada tujuan akhir yang jelas (Utorodewo, dkk, 2004: 65).
Selanjutnya, Utorodewo, dkk (2004: 65) mengemukakan bahwa sebuah karangan narasi akan tersusun dengan baik apabila menggunakan:
(1) keterangan waktu,
(2) keterangan yang berkaitan dengan pekerjaan atau peristiwa, dan
(3) kata-kata peralihan yang mengungkapkan kaitan pikiran, kaitan waktu, dan kaitan hasil, dan pertentangan.

Ditinjau dari sifatnya, narasi terdiri atas dua jenis, yaitu (1) narasi ekspositoris atau narasi faktual, dan (2) narasi sugesti atau narasi berplot (Finoza, 2008: 238). Yang dimaksud dengan narasi ekspositoris adalah yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuan yang bersangkutan bertambah luas, sedangkan narasi sugesti adalah narasi yang ditujukan memberikan makna kepada pembaca melalui imajinasinya.
Di bawah ini adalah contoh narasi sugestif.

Dulu, musim hujan pertama itu, ketika anakku dan aku baru pindah kemari, Monang masih rajin datang. Setiap hari raya—Natal, Paskah—dan tentu hari ulang tahunku.
Ya, artinya ia selalu datang sehari sesudahnya. Mungkin ia malu bertemu dengan keluargaku. Jadi selalu diusahakannya agar datang sesudah mereka pergi. Mengelakkan senyum dingin yang terarah kepadanya, yang lebih melukai dari seribu tuduhan. Melarikan diri dari pandangan penuh arti, yang lebih keras memukul daripada tinju kepal.
Keluargaku tak pernah memaafkkannya. Barangkali mereka tak sanggup menerima bahwa aku sendiri sudah lama mengampuninya.
Mereka tidak bisa mengerti bahwa aku sanggup tetap mengasihi orang yang telah mengucilkanku  kemari. Kalau bukan karena Monang, tentu aku pun sudah menjadi tokoh masyarakat sekarang. Namaku dan potretku tentu sering muncul di surat kabar. Perbuatanku dan pemikiranku tentu dianggap turut membangun masyarakat, turut mengarahkan terlaksananya cita-cita mereka.
Sekarang... teman-temanku pun sudah lupa padaku. Karena perbuatan Monang aku menjadi begini... . Tetapi aku sudah lama mengampuninya.
Keampunan dosa—bukankah itu inti sari agamaku? Ku yakinkan bahwa Allah Maha Pemurah, mengampuni dosa sekeji apa pun. Ia sudah mengampuni aku. Aku yakin betul bahwa dosaku menolak penyesalan sesamaku?
Hukumammu sudah cukup berat, Monang. Aku takkan menambah sekerikil pun atas bebanmu. Karena pernah kita begitu berbahagia bersama-sama. Menghayati bersama-sama kecerahan hari hidup kita. Lalu badai menyambar kita—sehingga kita terpisah kini. Tetapi itu bukan cuma salahmu, Monang. “Badai meniupkan kapal-kapal ke mana nakhodanya tak berhasrat pergi,” kata suatu pepatah kuno. Kapalku kandas, sedangkan kapalmu berlayar terus tanpa harapan.
Ya, sekalipun kau tak pernah mengunjungiku akhir-akhir ini, Monang, sedikit-dikitnya itu kuketahui betul: kau hidup tanpa harapan.
Kasihan Monang... Dari rumahku yang kecil di luar kota, kukirimkan rasa ibaku kepadamu di rumahmu yang mewah di tengah kota. Bagaikan burung pipit yang hinggap di jendela, memandang bangkai
cenderawasih yang kau pajang d atas lemarimu. Dan kalau sampai kau lihat burung pipit itu, Monang, ingatkah kau padaku? Pada Raumanen, cinta pertamamu?
(Dicuplik dari novel berjudul Raumanen karya Marianne Katoppo, diterbitkan oleh Metafor Publishing, Jakarta, 1977, hlm. 3—4)

e. Deskripsi (Lukisan)
Deskripsi merupakan jenis karangan yang menggambarkan bentuk objek pengamatan dari aspek rupa, sifat, rasa, atau corak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya selain menggambarkan perasaan bahagia, takut, sepi, sedih, atau genbira. Tujuan karangan ini adalah membantu pembaca membayangkan apa yang digambarkan tersebut (Utorodewo, dkk, 2004: 65).
Seorang penulis yang hendak menulis karangan deskriptif haruslah teliti, cermat, dan kreatif memilih kata-kata sehingga pembaca dapat membayangkan objek yang dilukiskan tersebut. Agar sampai pada tujuan tadi, seorang penulis harus mengambil sikap tertentu terhadap objek yang akan dilukiskannya. Ada dua pendekatan yang bisa diambil oleh penulis dalam mendeskripsikan sesuatu, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionalistis.

Dalam deskripsi terhadap dua pendekatan. Yaitu pendekatan realistis dan impresionistis.

Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan ini, penulis seolah bertindak sebagai tukang potret yang memotret sebuah objek melalui kameranya. Dengan kata lain, penulis harus bersifat objektif, tidak dibuat-buat, atau apa adanya. Perhatikan contoh berikut.

Orang Bugis berbagai ciri khas yang sangat menarik. Mereka mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh India, dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka. Orang Bugis juga memiliki tradisi kesusastraan, baik lisan maupun tulisan. Berbagai karya sastra tulis yang berkembang seiring dengan tradisi lisan, hingga kini masih dibaca dan disalin ulang. Perpadun antara tradisi lisan dan tulis ini kemudian menghasilkan salah satu epos sastra terbesar di dunia, yakni La Galigo yang lebih panjang dari Mahabharata.
(dicuplik dari Manusia Bugis karya Christian Pelras, hlm. 4)


Pendekatan Impresionistis
Sesuai dengan namanya, pendekatan impresionistis bertujuan menimbulkan kesan dalam diri pembaca sesuai dengan impresi penulis karena pelukisan bertolak dari sudut pandang penulis. Jadi, sifat pendekatan ini subjektif. Perhatikan cuplikan cerita di bawah ini.

Sepasang burung bangau melayang meniti angin, berputar-putar di langit. Tanpa sekalipun mengepakan sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan panjang. Air. Kedua unggas ini telah melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah lama mereka merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari mangsa: latak, ikan, udang, atau serangga lainnya.
Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air mesi sebesar telapak kaki. Sawah berubah menjadi padang kering berarna kelabu. Segala jenis rumput mati. Yang menjadi bercak-bercak hijau di sana-sini adalah kerokot, sajian alam bagi sejala jenis belalang dan jangkrik. Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah justru sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari ketepel. Sambil menjerit sejadi-jadinya. Di belakangnya seekor alap-alap mengejer dengan kecepatan berlebih. Udra yang ditempuh kedua binatang itu membuat udara desau. Jerit pipit kecil itu terdengar ketika paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.
(dicuplik dari Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, hlm. 9)